Rabu, 13 Januari 2016

ADAB DAN SYARAT DOA



Pengertian Doa
Do’a berasal dari bahasa Arab yaitu dari akar kata دعا- يدعو – دعوة - دعا, artinya seruan, panggilan, permintaan dan permohonan. Kata-kata do’a dalam al-Quran memiliki pengertian yang bermacam-macam, antara lain:
          a. Permintaan, dalam QS. al-Mukmin 40: 60
              Artinya: “Dan berkata Tuhanmu “memintalah kamu kepadaKu aku akan mengabulkan permintaanmu itu....” (QS. al-Mu’min 40: 60).

          b. Permohonan, dalam QS. al-Baqarah 2: 23
              Artinya: “… dan mohonlah (bantuan) kepada orang-orang yang dapat membantumu….” (QS. al-Baqarah 2: 23)

          c. Panggilan, dalam QS. al-Isra’ 17: 52
              Artinya: “ pada hari Ia memanggil kamu…” (QS. al-Isra’17: 52)

          d. Pujian, dalam QS. al-Isra’ 17: 110
              Artinya: “Katakanlah, pujilah Allah atau pujilah Ar-Rahman….” (QS. al-Isra’17: 110)

          e. Percakapan, dalam QS. Yunus 10: 10
              Artinya: “ Percakapan mereka di dalamnya (surga) ialah Maha Suci Engkau wahai Tuhan    kami…” (QS. Yunus 10: 10)

          f. Ibadah, dalam QS. Yunus 10: 106
             Artinya: “ Dan janganlah kamu beribadah kepada yang selain Allah, yaitu kepada sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat kepadamu dan tidak dapat pula memberi mudharat…” ( QS. Yunus 10: 106)

          g. Seruan, dalam QS. an-Nahl 16: 125
              Artinya: “Serulah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah, nasehat yang baik dan diskusi dengan cara yang lebih baik…” (QS. an-Nahl 16: 125)

Jadi secara bahasa, do’a memiliki makna yang kaya sebagaimana yang diulas di atas. Do'a dapat  berarti permintaan, permohonan, panggilan, pujian, percakapan, ibadah atau seruan. Pengertian ini tergantung kepada pemakaian kata do’a dalam tatanan bahasa atau kalimat.

Adapun pengertian do’a secara terminologi dapat dipahami dari efinisi yang dikemukakan oleh para ahli berikut ini

a. Syahminan Zaini
    Berdo’a berarti memohon sesuatu kepada Allah SWT dengan cara menyatakan kerendahan diri dan ketundukan kepada-Nya.

b. M Quraish Shihab
    Do’a dalam istilah agamawan menurut M.Quraish Shihab adalah permohonan hamba kepada Tuhan agar memperoleh anugerah pemeliharaan dan pertolongan, baik buat si pemohon maupun pihak lain yang harus lahir dari lubuk hati yang terdalam disertai dengan ketundukan dan pengagungan kepada-Nya.

c. Abdul Halim Mahmud
    Do’a adalah keinginan terhadap Allah SWT atas apa yang ada pada-Nya dari semua kebaikan dan mengadu kepada-Nya dengan memohon sesuatu.

Dari definisi yang diberikan oleh para ahli tersebut, maka dapat dipahami bahwa do’a adalah suatu permohonan seorang hamba kepada Allah SWT sebagai Sang Khalik untuk memperoleh kebaikan, anugerah kehidupan dunia dan akhirat dengan memanggil jiwa untuk hadir, tunduk dengan sepenuh hati. Dengan demikian, do’a memiliki unsur-unsur sebagai berikut:


1) Do’a merupakan pemanggilan jiwa.


Do’a diartikan sebagai seruan. Hakikat dari do’a adalah memanggil, menyeru diri sendiri dan menyerahkannya kepada Allah dalam rangka beraudiensi dengan Allah SWT. Pemanggilan jiwa berarti menyadari kesalahan dan berusaha untuk melakukan perubahan sehingga dapat memperoleh kepercayaan diri dan penyempurnaan kekuatan.



2) Do’a bertujuan untuk memperoleh kebaikan.


Sesuatu yang diperoleh dari do’a adalah ketenangan jiwa dan harapan yang akan meningkatkan mutu kehidupan manusia. Dalam berdo’a, Allah menjamu manusia dengan Rahman dan Rahim-Nya. Allah memberikan kelapangan bagi hamba yang merasakan kesulitan dan memberikan harapan yang pasti bagi hamba yang dalam keputusasaan. Allah menciptakan manusia yang tegar dan mantap dalam menapaki kehidupan sehingga manusia mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Hal ini diperoleh manusia karena setelah berdo’a, manusia memiliki keyakinan bahwa Allah akan selalu menyertai dan meredhai tiap langkah perjuangannya.


3) Do’a dilakukan dengan cara menceritakan kembali permasalahan yang dialami kemudian diiringi dengan penetapan harapan yang diinginkan kepada Allah SWT. Dalam tahap ini manusia menyadari kesalahan dan mengambil keputusan (harapan) dalam rangka perubahan ke depan yang lebih baik.

    Do’a merupakan suatu moment penting yang luar biasa diberikan Allah untuk hamba-Nya, yaitu moment untuk memperoleh ketenangan jiwa, perubahan diri yang harus dilakukan dengan keyakinan yang mantap dan kepercayaan diri yang tinggi.


Secara umum do’a terbagi ke dalam dua pengertian, yaitu:

1) Do’a melahirkan maksimum kehinaan dan kerendahan diri dalam keadaan tiada berdaya dan berkekuatan dan menyatakan hajat, keperluan, ketundukan kepada Allah SWT.

2) Do’a menyatakan apa yang dikehendaki seseorang terhadap Allah SWT untuk mendapatkan kemanfaatan atau menolak kemudharatan.

Diantara syarat-syarat doa itu adalah :
1. Makanan yang bersumber dari yang halal.
2. Yakin bahwa doa akan dikabulkan.
3. Hati tidak lalai ketika berdoa
4. Tidak berdoa untuk sesuatu  yang mengandung dosa atau memutuskan silaturrahim atau penghilangan hak-hak muslim.
5. Tidak berdoa untuk sesuatu yang mustahil, walaupun mustahil pada adat.

Adab berdoa diantaranya :
1. Mencari waktu yang fadilah, seperti pada waktu sujud, dan ketika antara azan dan iqamah.
2. Sebelumnya berwudhu' dan shalat.
3. Menghadap kiblat.
4. Mengangkat dua tangan ke arah langit.
5. Mendahulukan taubat
6. Memberikan pengakuan dosa
7. Ikhlas.
8. Memulai dan mengakhirinya dengan hamdalah dan shalawat kepada Nabi.

Bentuk-bentuk pengabulan doa:
1. Yang dimohonkan itu terjadi dengan segera;
2. Yang dimohon itu terjadi  akan tetapi diakhirkan untuk suatu hikmah yang ada padanya;
3. Permohonan itu terjadi namun berbeda dengan permohonannya, karena tidak ada kemaslahatan dalam permohonannya itu, atau kurang kemaslahatannya.